Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Maraknya kendaraan listrik di Tiongkok mengguncang pasar otomotif domestik

 


Kresna.biz.id - Maraknya kendaraan listrik di Tiongkok telah mengguncang pasar mobil domestik dan memberikan tekanan pada produsen tradisional. Pemerintah Tiongkok telah memberikan dukungan yang signifikan untuk mendorong pengembangan kendaraan  listrik, yang telah menciptakan persaingan ketat di pasar otomotif Tiongkok.

Ketika perekonomian Tiongkok melambat, produsen mobil di negara tersebut merespons dengan perang harga dan  diskon besar-besaran untuk meningkatkan penjualan mobil baru. Namun, terdapat risiko pada strategi ini seiring menurunnya margin.

Salah satu pabrikan yang terkena dampak adalah Mitsubishi Motors yang memutuskan berhenti mengoperasikan pabriknya di provinsi Hunan. “Tidak ada jaminan bahwa kami dapat memperoleh keuntungan di pasar yang  kompetitif seperti Tiongkok,” kata seorang eksekutif Mitsubishi Motors. Kita mungkin hanya akan menambah kerugian jika kita terus berusaha. »

Mitsubishi saat ini fokus mengembangkan kendaraan hybrid dan listrik untuk pasar  Asia Tenggara dan kawasan lainnya. Langkah ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi produsen mobil asing di Tiongkok, dimana persaingan semakin ketat.

Meskipun penjualan mobil di Tiongkok meningkat 1,5% dari Januari hingga Agustus 2023 dibandingkan tahun sebelumnya,  industri otomotif masih mengalami ketidakpastian. Upaya produsen untuk menurunkan harga melalui diskon besar-besaran telah mengancam keuntungan perusahaannya. Chen Shihua, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok, mengatakan rasio keuntungan industri otomotif  diperkirakan  turun menjadi sekitar 4% tahun ini, di bawah tingkat biasanya 6 hingga 7%.

Banyak produsen mobil  China juga mengalami kendala dalam mengalokasikan dana untuk kegiatan penelitian dan pengembangan karena persaingan yang semakin ketat. Meskipun 16 produsen mobil Tiongkok sepakat pada bulan Juli untuk membatasi perang harga, kesepakatan tersebut tertunda karena kekhawatiran mengenai peraturan antimonopoli.

Mobil listrik kini  menyumbang 30% dari total penjualan mobil di Tiongkok, mengubah lanskap persaingan  industri otomotif. Merek mobil Jepang yang pernah mendominasi pasar Tiongkok mengalami penurunan pangsa pasar. Pada tahun 2022, penjualan mobil penumpang Tiongkok mencapai 23,56 juta unit, dimana merek lokal mendominasi 50,7%, sedangkan merek Jepang hanya 18,3%, turun 2,8%.

Pabrik Mitsubishi di Hunan dioperasikan oleh GAC Mitsubishi Motors,  perusahaan patungan antara Mitsubishi Motors dan Guangzhou Automobile Corporation (GAC). Menghadapi persaingan yang semakin ketat, Mitsubishi memutuskan  menarik seluruh investasi dari China.

Langkah serupa juga dilakukan  merek Jepang lainnya. Misalnya, Mazda menghentikan pengoperasian pabrik bersama FAW Group dan melakukan perubahan pada jaringan dealernya. GAC Toyota, perusahaan patungan dengan Toyota, juga telah memberhentikan sekitar 1.000 karyawan pada bulan Juli untuk mengurangi biaya operasional. Hyundai dari Korea Selatan bahkan telah memutuskan untuk menjual pabriknya di Chongqing.

Kebangkitan kendaraan listrik di China telah mengubah dinamika pasar otomotif secara drastis, mendorong produsen tradisional untuk mengevaluasi kembali strategi bisnis mereka di negara ini. Persaingan yang semakin sengit, penurunan margin keuntungan, dan perubahan preferensi konsumen akan terus menjadi tantangan yang dihadapi oleh produsen mobil di China dalam beberapa tahun ke depan.