Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengamat Politik Rocky Gerung Jadi Narasumber Diskusi Bedah Buku Pemdes Bantarsari

 


Kresna.biz.id - Suatu peristiwa bersejarah terjadi di Pemerintah Desa (Pemdes) Bantarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Dalam acara bedah buku yang diadakan oleh Pemdes Bantarsari, pengamat politik dan panelis terkenal, Rocky Gerung, tampil sebagai narasumber utama yang menggebrak dengan pernyataan kontroversial. Sabtu, 14/10/2023


Diskusi bedah buku bertajuk "Politik Identitas dan Diskusi Politik dengan tema 'Sprit Desa Membangun Politik yang Berkeadaban'" ini menarik perhatian banyak masyarakat desa yang hadir untuk mendengar pandangan Rocky Gerung tentang politik dan identitas dalam konteks desa. Acara ini dihadiri oleh Host Hersubeno Arif dan penulis buku "Politik Identitas," Eman Sulaiman, serta Artawijaya Editor Pustaka Al Kautsar.


Kepala Desa Bantarsari, Lukmanul Hakim, memberikan alasan di balik keputusan untuk mengundang Rocky Gerung sebagai narasumber. Ia mengungkapkan bahwa Pemdes Bantarsari ingin membuka pikiran masyarakat desa tentang demokrasi dan politik, serta mengajak warga desa untuk berbicara meski memiliki pilihan politik yang berbeda.


"Tujuan diskusi ini adalah untuk membuka cakrawala berfikir. Seharusnya partai politik memberikan pendidikan politik, dan buku yang dikarang oleh warga Bantarsari akan membantu membuka pola berfikir masyarakat tentang politik," jelas Lukman.


Lukmanul Hakim juga mengungkapkan bahwa diskusi ini merupakan bagian dari persiapan menuju pemilihan umum tahun 2024, di mana warga diharapkan memilih sesuai dengan identitas mereka, tetapi tetap satu bangsa. Diskusi di balai desa ini diharapkan dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang politik dan demokrasi.


Pada saat diskusi, Rocky Gerung mengungkapkan pandangannya dengan penuh semangat. Ia merasa bahwa pikiran di desa memiliki potensi besar yang seringkali tidak terdeteksi oleh pemerintahan pusat dan partai politik.


Rocky menyebut balai desa sebagai "Balai Pikiran," menyoroti kejujuran dan ketulusan pikiran yang muncul dari masyarakat desa. Ia menganggap bahwa kritik yang disampaikan oleh warga Bantarsari adalah kritik akademis yang dibangun dari pemikiran yang jujur dan murni.


Dalam wawancara dengan awak media, Rocky menyatakan bahwa acara di balai desa Bantarsari merupakan pengalaman pertamanya, dan ia merasa ada "keajaiban" dalam pemikiran masyarakat desa yang berkumpul untuk mengemukakan kritik yang berdasar. Rocky Gerung menganggap acara tersebut sebagai langkah positif dalam membuka pikiran, berdiskusi, dan menggunakan referensi akademis untuk mendukung perbaikan politik di Indonesia.


Diskusi bedah buku ini tidak hanya memberikan pandangan yang segar tentang politik identitas dan demokrasi di tingkat desa, tetapi juga menjadi contoh nyata tentang kekuatan pikiran dan kritik akademis yang dapat memperkaya perdebatan politik di Indonesia. Rocky Gerung dan warga Bantarsari telah bersama-sama membuktikan bahwa desa juga memiliki peran penting dalam membangun politik yang berkeadaban di negeri ini.