Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penutupan TikTok Shop Tidak Berdampak Positif Bagi ITC Cempaka Mas

 


Kresna.biz.id - ITC Cempaka Mas, pusat perbelanjaan populer di Jakarta Pusat, belum merasakan dampak positif dari penutupan TikTok  Shop dan penerapan Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 1. 31/2023. Perusahaan-perusahaan ekonomi percaya bahwa langkah-langkah ini tidak membantu meningkatkan penjualan mereka secara signifikan.


Pujiarti, seorang penjual sprei (38), mengungkapkan, usahanya tidak mengalami perubahan  berarti sejak TikTok Shop  ditutup.


Kenyataannya, fakta bahwa Shopee berhenti menjual produknya ke merchant asing beberapa waktu lalu  tidak membawa perbaikan yang diharapkan.


“Tidak, masih sama, masih diam,” ucapnya dikutip dari Bisnis.com


Ia mengungkapkan, sebelum pandemi, penghasilannya bisa mencapai Rp 3 juta per hari. Meski usahanya tak lagi sebesar dulu, ia tetap bisa mendapatkan penghasilan Rp1  hingga 2 juta per hari.


Namun, pascapandemi, dengan persaingan dari platform penjualan online, perusahaan mengalami kesulitan.


“Sekarang Rp 100.000, Rp 500.000, susah carinya. Kadang tidak laku sekitar 3-5 hari. “Bayangkan, belum membayar sewa toko tersebut,” keluhnya.


Ia bahkan menilai pemerintah harus menutup platform online lain seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada jika ingin melakukan perubahan yang berarti.


“Shopee, Lazada, mereka harus tutup. Sekarang kalau  TikTok saja tidak ada gunanya,” ujarnya dengan suara tegas.


Yudi, seorang pedagang kosmetik (47) juga berpendapat serupa. Ia memperkirakan usahanya belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19 dan pendapatannya menurun hingga 50%. Kehadiran platform e-commerce seperti TikTok Shop semakin memperburuk keadaan.


Diakui Yudi, pedagang reguler seperti dirinya kalah telak dibandingkan  pedagang online.


Sebab, mereka mempunyai biaya tambahan seperti  sewa booth dan gaji pegawai sehingga mempengaruhi harga jual barang di tingkat konsumen.


Di sisi lain, penjual online tidak perlu menanggung beban ini sehingga bisa menawarkan harga yang jauh lebih murah. “Kami kehilangan uang karena tidak membayar sewa,” jelas Yudi. Mereka hanya punya modal yang kuat jadi kami tidak bisa menandingi harga itu.”


Situasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi pedagang tradisional di era digital dan masih belum ada solusi yang cukup kuat untuk memberikan manfaat bagi mereka.


Dengan adanya perubahan  dalam dunia perdagangan, langkah-langkah tambahan mungkin diperlukan  untuk membantu pedagang tradisional bertahan dan berkembang dalam ekosistem online yang semakin kompetitif.